Ku uji keberanianku, di malam itu. Ku coba ungkapkan apa yang kurasakan padanya. Awalnya aku ragu, aku mengelak, aku mencoba memendam lagi rasa ini. Rasa yang sudah bertahun-tahun muncul, dan selalu ingin ku ubah. Aku tak ingin perasaanku merusak segala hubungan baik yang sudah ku jalin dengannya, tapi entah mengapa malam itu hati ini benar-benar sudah tak bisa menahannya. Tadinya aku mengurungkan niatku untuk mengatakannya, tapi ia mendesakku untuk tetap mengatakan apapun kebenarannya.
Akhirnya, ku ungkapkan semua. Rasa yang bertahun-tahun kupendam dan segala hal yang tersirat dalam benakku. Setelah ku ungkapkan itu, hati terasa lega dan senang walaupun semua hanya seperti biasa. Dia tak memutuskan persahabatan dengan ku saja aku sudah sangat senang. Dia hanya mengatakan, lebih baik bersahabat karena sahabat itu segalanya. Dengan aku ungkapkan ini, dia bahkan ingin bersahabat lebih baik. Aku bahagia sudah bisa mengungkapkannya, apapun hasilnya memang lebih baik diungkapkan.
Baru kali ini aku merasa bisa mengungkapkan semua dengan benar. Tak bisa lagi kuperjuangkan rasa ini. Tapi, aku tetap menyayangimu sebagai sahabatku. Y. Semoga kita akan bersahabat selamanya.
Tersurat suatu kalimat saat aku sedang memainkan jariku diatas papan ketik.
.Heart without 'He' still have 'Art'.
karena tanpa adanya 'dia' sebagai kekasih, dia tetap ada sebagai sahabat yang mampu mewarnai hari - hari ku.