Mungkin cinta jika cuma terkatakan
hanyalah berarti setengah cinta atau
cinta setengah. Kalau tidak malah cinta
setengah,. setengah cinta boleh jadi
justru pada selain indahnya kata. Pada
senyum yang tulus, mata yang teduh,
tangan yang terulur, bahu yang
memikul, kaki yang bergerak ringan,
hingga dekap erat-hangat.
Cinta juga terlihat pada kesediaan
berbagi, menjalani, dan berkorban, apa
saja, demi sesuatu atau seseorang
yang dicinta. Dan barangkali cinta
mencapai puncaknya ketika seorang
kekasih, berkorban hingga tetes darah
terakhir demi yang dicinta.
Bagaimana halnya jika seseorang yang
merelakan dirinya terluka oleh yang
dicintainya dan tak pernah mau
memendam dendam untuk suatu saat
menuntut balas jika berkesempatan?
Boleh jadi, inilah cinta sejati. Itulah
cinta yang nyaris tak bertepi. Seperti
kata seorang pujangga,
"Ketika cinta memanggilmu,
maka dekatilah dia walau jalannya
terjal berliku.
Jika cinta memelukmu, maka dekaplah
ia
walau pedang di sela-sela sayapnya
melukaimu"
Rasulullah adalah sosok pribadi
dengan cinta yang nyaris tak bertepi
itu. Batu dan kerikil yang berterbangan
menyayat di kulit, darah yang mengalir
diiringi sakit, juga cacian, hinaan,
ejekan, dan sumpah serapah yang
diterimanya sudah lebih dari cukup
untuk tidak pernah dimaafkan hingga
kapanpun. kalau perlu dituntut balas
dengan sepadan perih.
Ia memang manusia biasa.
Tapibagaimanapun, ia bukan manusia
biasa seperti kita. Kecintaanya pada
yang dicintanya sungguh tiada
berbatas.
Dan cinta itu ditunjukkannya nyaris
pada sepanjang hayat.
Cintanya sudah terlanjur tak bertepi....
-Jejak Jejak Surga Sang Nabi-
<3ED
0 comments:
Post a Comment