Showing posts with label Cerita Cinta. Show all posts
Showing posts with label Cerita Cinta. Show all posts

Wednesday, December 21, 2016

Ibuku

Posted by with No comments

Seorang wanita yang kuat
Yang bisa menahan segala rasa sakit
Wanita yang melahirkanku
Yang mengenalkanku pada dunia
Wanita yang mempertaruhkan nyawanya
Yang memberikan segalanya untukku
Wanita yang rela berkorban
Yang meneteskan peluhnya untukku
Wanita yang menjadi tempat belajar pertamaku
Yang menjadi tempat keluh kesahku
Wanita yang tak pernah mengeluh dengan tingkah ku
Yang mengajarkanku artinya kesabaran

Wanita yang paling aku sayangi
Yang menyayangiku tanpa batas
Wanita yang mendidikku sejak lahir
Yang tak mengharap imbalan apapun
Wanita yang dengan lembut menimangku
Yang sabar mendengar tangisku
Wanita yang dapat menenangkan ku
Yang mampu meredamkan jeritku
Wanita yang selalu memayungiku
Yang merelakan dirinya tak berpayung
Wanita dengan berjuta keistimewaan
Yang membuatku merasa istimewa
Wanita dengan berbagai keajaiban
Yang membuatku merasa beruntung

Ibu, kaulah cahaya yang selalu memancarkan kebaikan dan kenyamanan. Cahaya yang bersinar tanpa ujung.
Ibu, tetaplah menjadi bidadariku, Tetaplah menjadi pelindungku.
Maafkan aku yang selalu banyak permintaan.
Ibu, kami sayang ibu.

Selamat hari ibu.
22 Desember 2016

Wednesday, October 19, 2016

Heart without He still have Art

Posted by with No comments
Ku uji keberanianku, di malam itu. Ku coba ungkapkan apa yang kurasakan padanya. Awalnya aku ragu, aku mengelak, aku mencoba memendam lagi rasa ini. Rasa yang sudah bertahun-tahun muncul, dan selalu ingin ku ubah. Aku tak ingin perasaanku merusak segala hubungan baik yang sudah ku jalin dengannya, tapi entah mengapa malam itu hati ini benar-benar sudah tak bisa menahannya. Tadinya aku mengurungkan niatku untuk mengatakannya, tapi ia mendesakku untuk tetap mengatakan apapun kebenarannya.

Akhirnya, ku ungkapkan semua. Rasa yang bertahun-tahun kupendam dan segala hal yang tersirat dalam benakku. Setelah ku ungkapkan itu, hati terasa lega dan senang walaupun semua hanya seperti biasa. Dia tak memutuskan persahabatan dengan ku saja aku sudah sangat senang. Dia hanya mengatakan, lebih baik bersahabat karena sahabat itu segalanya. Dengan aku ungkapkan ini, dia bahkan ingin bersahabat lebih baik. Aku bahagia sudah bisa mengungkapkannya, apapun hasilnya memang lebih baik diungkapkan.

Baru kali ini aku merasa bisa mengungkapkan semua dengan benar. Tak bisa lagi kuperjuangkan rasa ini. Tapi, aku tetap menyayangimu sebagai sahabatku. Y. Semoga kita akan bersahabat selamanya. 

Tersurat suatu kalimat saat aku sedang memainkan jariku diatas papan ketik.
            .Heart without 'He' still have 'Art'.
karena tanpa adanya 'dia' sebagai kekasih, dia tetap ada sebagai sahabat yang mampu mewarnai hari - hari ku.

Image result for love

Thursday, September 8, 2016

Secerca Rasa

Posted by with No comments
Malam yang begitu dingin, terpikir di benakku untuk meluapkan segala kesedihan. Masalah datang silih berganti. Saat kurasa menemukan yang pas, ternyata ia sudah ada yang memiliki. Saat ada yang mendekat, hati ini tak mau memberi kesempatan.
Jika aku mencintai seseorang, aku tak boleh memaksa, Allah maha tau. Allah tau yang baik untukku dan yang mana jodohku.
Ya Allah, hanya Kau yang mampu membolak-balikkan hati ini. Hanya Kau yang bisa ku yakini, hanya padaMu aku memohon.
Doaku "Jika dia jodohku, maka dekatkanlah dan sadarkan dia jika aku ada untuknya. Tetapi jika dia bukan jodohku, tolong teguhkan hatiku agar tak memiliki rasa yang lebih untuknya. Serta tunjukkan jodohku agar selalu dijalan yang benar." Aamiin. Doa sederhana yang bisa membuatku melupakan yang memang bukan untukku.
Gejolak di dalam hati mengingat ada orang yang mencintaiku tetapi hati ini tak mau menerima. Aku tau bagaimana rasanya menjadi orang yang mencintai tanpa dibalas. Aku tak mau dia merasakan hal yang sama, aku tak mau menyakitinya, tapi aku tak bisa dengannya. Aku hanya bisa berdoa semoga saja dia bisa mendapatkan yang terbaik. Jodohnya sudah disiapkan, dan aku yakin itu bisa membahagiakannya.
Semua rasa itu pernah kurasakan, kini ku hanya ingin berserah diri pada Allah, daripada aku hanya memikirkan hal yang membuatku lelah. Aku pasrahkan semua keputusan pada-Nya. Kini kusimpan cintaku dalam diam.

Saturday, September 3, 2016

Rasa Ini

Posted by with No comments
Memandang serpihan rasa yang tercecer
Ingin ku rangkai kembali
Namun ku tak berdaya
Mengingat ucapanmu
Membuatku tak ingin lagi
Tak mau merasakan seperti dulu

Biarlah semua berlalu
Kan ku pendam dalam
Ku tabur rasa yang lain
Pada orang lain
Yang mampu membuatku tersenyum
Melupakan semua bayangmu
Menjalin rangkaian rasa indah
Rasa yang tulus
Rasa yang kuat
Rasa yang bertahan walau badai menerjang

Kucukupkan segala bayangmu
Kupendam semua rasa untukmu
Kurelakan kau pergi
Jangan pernah kau datang lagi
Sudah tak ada ruang untukmu
Pergilah
Biarkan ku dengan yang lain

Friday, November 22, 2013

Gugur

Posted by with No comments
Ia merangkak di atas bumi yang dicintainya Tiada kuasa lagi menegak Telah ia lepaskan dengan gemilang pelor terakhir dari bedilnya Ke dada musuh yang merebut kotanya
Ia merangkak di atas bumi yang dicintainya Ia sudah tua luka-luka di badannya
Bagai harimau tua susah payah maut menjeratnya Matanya bagai saga menatap musuh pergi dari kotanya
Sesudah pertempuran yang gemilang itu lima pemuda mengangkatnya di antaranya anaknya Ia menolak dan tetap merangkak menuju kota kesayangannya
Ia merangkak di atas bumi yang dicintainya Belumlagi selusin tindak mautpun menghadangnya. Ketika anaknya memegang tangannya ia berkata : ” Yang berasal dari tanah kembali rebah pada tanah. Dan aku pun berasal dari tanah tanah Ambarawa yang kucinta Kita bukanlah anak jadah Kerna kita punya bumi kecintaan. Bumi yang menyusui kita dengan mata airnya. Bumi kita adalah tempat pautan yang sah.
 
Bumi kita adalah kehormatan. Bumi kita adalah juwa dari jiwa. Ia adalah bumi nenek moyang. Ia adalah bumi waris yang sekarang. Ia adalah bumi waris yang akan datang.” Hari pun berangkat malam Bumi berpeluh dan terbakar Kerna api menyala di kota Ambarawa
Orang tua itu kembali berkata : “Lihatlah, hari telah fajar ! Wahai bumi yang indah, kita akan berpelukan buat selama-lamanya ! Nanti sekali waktu seorang cucuku akan menacapkan bajak di bumi tempatku berkubur kemudian akan ditanamnya benih dan tumbuh dengan subur Maka ia pun berkata : -Alangkah gemburnya tanah di sini!”
Hari pun lengkap malam ketika menutup matanya
W.S Rendra    

Aku Tulis Pamplet Ini

Posted by with No comments
Aku tulis pamplet ini karena lembaga pendapat umum ditutupi jaring labah-labah Orang-orang bicara dalam kasak-kusuk, dan ungkapan diri ditekan menjadi peng – iya – an Apa yang terpegang hari ini bisa luput besok pagi Ketidakpastian merajalela. Di luar kekuasaan kehidupan menjadi teka-teki menjadi marabahaya menjadi isi kebon binatang
Apabila kritik hanya boleh lewat saluran resmi, maka hidup akan menjadi sayur tanpa garam Lembaga pendapat umum tidak mengandung pertanyaan. Tidak mengandung perdebatan Dan akhirnya menjadi monopoli kekuasaan
Aku tulis pamplet ini karena pamplet bukan tabu bagi penyair Aku inginkan merpati pos. Aku ingin memainkan bendera-bendera semaphore di tanganku Aku ingin membuat isyarat asap kaum Indian.
Aku tidak melihat alasan kenapa harus diam tertekan dan termangu. Aku ingin secara wajar kita bertukar kabar. Duduk berdebat menyatakan setuju dan tidak setuju.
Kenapa ketakutan menjadi tabir pikiran ? Kekhawatiran telah mencemarkan kehidupan. Ketegangan telah mengganti pergaulan pikiran yang merdeka.
Matahari menyinari airmata yang berderai menjadi api. Rembulan memberi mimpi pada dendam. Gelombang angin menyingkapkan keluh kesah
yang teronggok bagai sampah
 
Kegamangan. Kecurigaan. Ketakutan. Kelesuan.
Aku tulis pamplet ini karena kawan dan lawan adalah saudara Di dalam alam masih ada cahaya. Matahari yang tenggelam diganti rembulan. Lalu besok pagi pasti terbit kembali. Dan di dalam air lumpur kehidupan, aku melihat bagai terkaca : ternyata kita, toh, manusia !
Pejambon Jakarta 27 April 1978 Potret Pembangunan dalam Puisi  

Monday, November 11, 2013

Surat Cinta

Posted by with No comments
Kutulis surat ini
kala hujan gerimis
bagai bunyi tambur yang gaib,
Dan angin mendesah
mengeluh dan mendesah,
Wahai, dik Narti,
aku cinta kepadamu !
Kutulis surat ini
kala langit menangis
dan dua ekor belibis
bercintaan dalam kolam
bagai dua anak nakal
jenaka dan manis
mengibaskan ekor serta menggetarkan bulu-bulunya,
Wahai, dik Narti,
kupinang kau menjadi istriku !
Kaki-kaki hujan yang runcing
menyentuhkan ujungnya di bumi,
Kaki-kaki cinta yang tegas
bagai logam berat
gemerlapan menempuh ke muka
dan tak kan kunjung diundurkan
Selusin malaikat
telah turun
di kala hujan gerimis
Di muka kaca jendela
mereka berkaca dan mencuci rambutnya
untuk ke pesta
Wahai, dik Narti
dengan pakaian pengantin yang anggun
bunga-bunga serta keris keramat
aku ingin membimbingmu ke altar
untuk dikawinkan
Aku melamarmu,
Kau tahu dari dulu:
tiada lebih buruk
dan tiada lebih baik dari yang lain...
penyair dari kehidupan sehari-hari,
orang yang bermula dari kata kata
yang bermula dari kehidupan,
pikir dan rasa
Semangat kehidupan yang kuat
bagai berjuta-juta jarum alit
menusuki kulit langit:
kantong rejeki dan restu wingit
Lalu tumpahlah gerimis
Angin dan cinta mendesah dalam gerimis.
Semangat cintaku yang kuta
bagai seribu tangan gaib
menyebarkan seribu jaring
menyergap hatimu
yang selalu tersenyum padaku
Engkau adalah putri duyung tawananku
Putri duyung dengan suara merdu
lembut bagai angin laut,
mendesahlah bagiku !
Angin mendesah selalu mendesah
dengan ratapnya yang merdu.
Engkau adalah putri duyung
tergolek lemas
mengejap-ngejapkan matanya yang indah
dalam jaringku
Wahai, putri duyung,
aku menjaringmu aku melamarmu
Kutulis surat ini
kala hujan gerimis
kerna langit
gadis manja dan manis
menangis minta mainan.
Dua anak lelaki nakal
bersenda gurau
dalam selokan dan langit iri melihatnya
Wahai, Dik Narti
kuingin dikau
menjadi ibu anak-anakku !


Karya penyair besar Ws Rendra

Monday, January 14, 2013

TELAGA HATI DAN GARAM KEHIDUPAN

Posted by with No comments

Seorang pemuda yang tampak sedang gundah gulana duduk termenung di sudut pasar kampung itu. Seseorang yang memperhatikannya dari tadi mendekati dan bertanya, 'Ada masalah apa kiranya dek, hingga terlihat sangat muram begitu?'.

Karena tidak merasa akan ada orang yang memperhatikan dan bertanya kepada dirinya, si pemuda tampak sedikit terkejut. Dia melihat sosok yang bertanya tadi, ternyata seorang pria tua yang tampak dari gayanya adalah seorang musafir yang kebetulan berhenti di pasar tersebut.

'Ah bapak, kaget saya pak' kata si pemuda. 'Iya pak, saya sedang menghadapi masalah yang cukup pelik pak, berat sekali rasanya' lanjutnya. 'Emang kenapa?' Tanya pak tua tersebut. 'Rumit dan berat pak masalah saya'. dan terimakasih banget kalo bapak bersedia mendengar curhat saya pak', timpal si pemuda. Belum sempat si pak tua mengiyakan atau menidakkan kesediaannya untuk mendengar cerita si pemuda tersebut, langsung saja si pemuda mengadukan masalahnya.

'Oops, tunggu dulu dek', kata si pak tua. 'Mohon maaf sekali, bukannya bapak tidak mau mendengar, tapi bapak ingin segera melanjutkan perjalanan pulang ke rumah karena sebentar lagi senja menjelang. Sekedar titip pesan saja, jika masalah adek masih belum selesai hingga esok pagi, bapak bisa sarankan adek untuk menemui seseorang di puncak bukit kedua ke arah Barat kampung ini. Siapa tahu ada seseorang yang bisa membantu adek di sana', jelas si pak tua.

Keesokannya, ternyata si pemuda masih risau dan galau juga akan masalah yang dihadapinya. Ingat pesan si pak tua kemarinnya, maka ia putuskan untuk berangkat ke puncak bukit yang diarahkan oleh si pak tua tersebut. Berangkatlah si pemuda naik bukit, dengan harapan masalahnya bisa diselesaikan.

Bayang-bayang pohon berada persis di bawahnya barulah sampai si pemuda tersebut di puncak bukit. Sayup-sayup adzan Dzuhur terdengar dari mushola kampung bawah. Ditemuinya ada sebuah pondok kecil nan asri bertengger tepat membelakangi pinggir telaga tenang di puncak bukit tersebut.

Dihampirinya pondok nan asri itu, tidak terlihat tanda-tanda ada penghuninya. Sempat terpikirkan oleh si pemuda mungkin saja tidak ada penghuninya, tapi pondoknya terlihat sangat bersih dan terawat. Sedang asyik mengamati pondok, si pemuda terkaget bukan kepalang karena ada yang menyentuh pundaknya dari arah belakang. Begitu menoleh ke belakang, ternyata sosok yang mengagetkannya itu tidak lain tidak bukan adalah pak tua yang ditemuinya di pasar kemarinnya. Ya, pak tua tersebut memang pemilik pondok asri di bukit nan hijau itu. Pak tua baru saja mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat Dzuhur.

'Akhirnya kamu datang juga', kata si pak tua. 'Iya pak, saya minta bantuan agar saya tetap tenang menghadapi semua masalah pak' kata si pemuda setengah merengek cengeng.

Karena pak tua bertindak sebagai tuan rumah, ia mempersilakan si pemuda masuk pondoknya. Mereka sholat berjamaah. Selesai sholat, pak tua menyiapkan 2 buah gelas kosong.

'Pas banget, saya memang sangat haus', si pemuda berbisik sendiri melihat pak tua menyiapkan gelas tersebut. Sesaat kemudian pak tua mengambil teko berisi air dan sebuah guci tanah liat tempat menyimpan semacam butiran putih. 'Mungkin isinya gula pasir,' pikir si pemuda.

Pak tua menuangkan air ke satu gelas hingga penuh, dan langsung meminumnya. Dan mempersilakan si pemuda juga untuk menuangkan air minum untuk dirinya sendiri. Setelah si pemuda mendapatkan gelasnya penuh terisi air, dan segera siap melenyapkan rasa dahaganya di siang yang cerah itu. Namun, belum juga tangannya setinggi dada dengan mendekatkan gelas ke mulutnya. si pak tua menyuruhnya berhenti.

'Tahan dulu dek, ini ada bubuk bagus untukmu', lalu si pak tua merogoh isi guci tanah liat yang dibawanya tadi dan mengeluarkan tangannya dengan genggaman penuh bubuk putih.' Kemudian dimasukkannya ke dalam gelas si pemuda, diaduknya sebentar dengan sendok batang kelapa yang memang dari tadi ada di tatakan dekat mereka duduk lesehan di pondok itu. 'Silakan diminum dek,' pintanya ke si pemuda.

Dan, byyuuuurrr, si pemuda refleks menyemburkan minumannya, karena merasakan rasa aneh, asin sangat dan campur pahit di minuman dengan bubuk putih itu. 'Apa ini pak?' sergap si pemuda ke pak tua. Dengan tenangnya pak tua menjawab, 'Segelas air dengan segenggam garam!'.

'Ya Tuhan, ini bapak tega sekali kasih saya minum air segelas dengan segenggam garam begitu', keluh si pemuda'. Tanya pak tua, 'Gimana rasanya dek?'. 'Ya pake tanya-tanya lagi, bukannya minta maaf', pemuda memberondong pak tua dengan omelannya. 'Jelas-jelas asin campur pait banget', omelannya dalam hati'.

Tidak selesai di situ, pak tua tampaknya memberikan suatu pelajaran yang bernilai buat si pemuda. Disuruhnya pemuda ke belakang pondok untuk mengambil beberapa karung garam yang tersusun di kolong pondok, dan memintanya menuangkan garam-garam itu ke dalam telaga yang memang berada di belakang pondok. Setelah itu disuruhnya pemuda mengaduk-aduk telaga yang cukup luas itu dengan pengayuh perahu yang tertancap di pinggir telaga jernih tersebut.

Setelah merasa cukup teraduk, pak tua meminta si pemuda mengambil air telaga itu segelas penuh, dan menyilakan pemuda untuk meminumnya. 'Wooww segeeer sekali pak, rasanya dingin menenangkan, sangat alami, tidak terasa asin sedikitpun' kata si pemuda.

'Nah demikianlah pelajaran kehidupan untuk mu di siang ini dek', kata pak tua. 'Garam itu adalah masalah kehidupan, dan wadah itu adalah luasnya hatimu, sementara airnya adalah keadaan keseharianmu. Ketika masalah kehidupanmu hanya segenggam, tapi kau simpan dalam hati yang hanya seluas gelas, maka rasanya sangat asin dan campur pahit. Tapi kalaupun 'garam' atau masalah kehidupanmu berkarung-karung, tapi kau bisa menyiapkan hatimu seluas telaga atau lebih untuk menampung masalah itu maka air kehidupanmu tetap saja terasa jernih dan enak.'

'Kini kembalilah ke kampung mu, ke kehidupan nyata mu, biarlah berkarung-karung garam kehidupan itu datang, kau akan tetap bisa menikmati air kehidupanmu dengan enak karena keluasan wadah hatimu. jadi bukan banyak garamnya yang jadi masalah, tapi keluasan hati kitalah yang jauh lebih penting. Sementara itu saja dulu bekal dariku', tutup pak tua di penjelasannya yang sangat filosofis itu.

Si pemuda pun turun bukit dan kembali ke kampungnya. Sejak itu si pemuda berubah menjadi pemuda yang periang, selalu semangat dan penuh percaya diri dalam mengarungi kehidupannya.

Semoga kisah penuh hikmah ini dapat menginspirasi kita untuk bisa memiliki keluasan telaga hati tak berbatas. Semoga Allah menguatkan. Aamiin

Friday, December 7, 2012

Ujung Hidup Sherly Diantara 1001 Burung Kertas

Posted by with No comments

Andre dan Sherly adalah
sepasang kekasih yang serasi
walaupun keduanya berasal dari
keluarga yang jauh berbeda latar
belakangnya. Keluarga Sherly
berasal dari keluarga kaya raya
dan serba berkecukupan,
sedangkan keluarga Andre
hanyalah keluarga seorang
petani miskin yang
menggantungkan kehidupannya
pada tanah sewaan.
Dalam kehidupan mereka
berdua, Andre sangat mencintai
Sherly. Andre telah melipat 1000
buah burung kertas untuk Sherly
dan Sherly kemudian
menggantungkan burung-
burung kertas tersebut pada
kamarnya. Dalam tiap burung
kertas tersebut Andre telah
menuliskan harapannya kepada
Sherly. Banyak sekali harapan
yang telah Andre ungkapkan
kepada Sherly. “Semoga kita
selalu saling mengasihi satu
sama lain”,”Semoga Tuhan
melindungi Sherly dari
bahaya”,”Semoga kita
mendapatkan kehidupan yang
bahagia”,dsb. Semua harapan itu
telah disimbolkan dalam burung
kertas yang diberikan kepada
Sherly.
Suatu hari Andre melipat burung
kertasnya yang ke 1001. Burung
itu dilipat dengan kertas
transparan sehingga kelihatan
sangat berbeda dengan burung-
burung kertas yang lain. Ketika
memberikan burung kertas ini,
Andre berkata kepada Sherly:
“Sherly, ini burung kertasku
yang ke 1001. Dalam burung
kertas ini aku
mengharapkan adanya
kejujuran dan keterbukaan
antara aku dan kamu. Aku
akan segera melamarmu dan
kita akan segera menikah.
Semoga kita dapat mencintai
sampai kita menjadi kakek
nenek dan sampai Tuhan
memanggil kita berdua ! “
Saat mendengar Andre berkata
demikian, menangislah Sherly. Ia
berkata kepada Andre:
“Ndre, senang sekali aku
mendengar semua itu, tetapi
aku sekarang telah
memutuskan untuk tidak
menikah denganmu karena
aku butuh uang dan
kekayaan seperti kata orang
tuaku!”
Saat mendengar itu Andre pun
bak disambar geledek. Ia
kemudian mulai marah kepada
Sherly. Ia mengatai Sherly matre,
orang tak berperasaan, kejam,
dan sebagainya. Dan Akhirnya
Andre meninggalkan Sherly
menangis seorang diri.
Andre mulai terbakar
semangatnya. Ia pun bertekad
dalam dirinya bahwa ia harus
sukses dan hidup berhasil. Sikap
Sherly dijadikannya cambuk
untuk maju dan maju. Dalam
Sebulan usaha Andre
menunjukkan hasilnya. Ia
diangkat menjadi kepala cabang
di mana ia bekerja dan dalam
setahun ia telah diangkat
menjadi manajer sebuah
perusahaan yang bonafide dan
tak lama kemudian ia
mempunyai 50% saham dari
perusahaan itu. Sekarang tak
seorangpun tak kenal Andre, ia
adalah bintang kesuksesan.
Suatu hari Andre pun berkeliling
kota dengan mobil barunya.
Tiba-tiba dilihatnya sepasang
suami-istri tua tengah berjalan di
dalam derasnya hujan. Suami istri
itu kelihatan lusuh dan tidak
terawat. Andre pun penasaran
dan mendekati suami istri itu
dengan mobilnya dan ia
mendapati bahwa suami istri itu
adalah orang tua Sherly.
Andre mulai berpikir untuk
memberi pelajaran kepada kedua
orang itu, tetapi hati nuraninya
melarangnya sangat kuat. Andre
membatalkan niatnya dan ia
membuntuti kemana perginya
orang tua Sherly.
Andre sangat terkejut ketika
didapati orang tua Sherly
memasuki sebuah makam yang
dipenuhi dengan burung kertas.
Ia pun semakin terkejut ketika ia
mendapati foto Sherly dalam
makam itu. Andre pun bergegas
turun dari mobilnya dan berlari
ke arah makam Sherly untuk
menemui orang tua Sherly.
Orang tua Sherly pun berkata
kepada Andre:
”Ndre, sekarang kami jatuh
miskin. Harta kami habis
untuk biaya pengobatan
Sherly yang terkena kanker
rahim ganas. Sherly
menitipkan sebuah surat
kepada kami untuk
diberikan kepadamu jika
kami bertemu denganmu.”
Orang tua Sherly menyerahkan
sepucuk surat kumal kepada
Andre.
Andre membaca surat itu.
“Ndre, maafkan aku. Aku
terpaksa membohongimu.
Aku terkena kanker rahim
ganas yang tak mungkin
disembuhkan. Aku tak
mungkin mengatakan hal ini
saat itu, karena jika itu aku
lakukan, aku akan
membuatmu jatuh dalam
kehidupan sentimentil yang
penuh keputus-asaan yang
akan membawa hidupmu
pada kehancuran. Aku tahu
semua tabiatmu Ndre,
karena itu aku lakukan ini.
Aku mencintaimu
Ndree “
Setelah membaca surat itu,
menangislah Andre. Ia telah
berprasangka terhadap Sherly
begitu kejamnya. Ia pun mulai
merasakan betapa hati Sherly
teriris-iris ketika ia
mencemoohnya, mengatainya
matre, kejam dan tak
berperasaan. Ia merasakan
betapa Sherly kesepian seorang
diri dalam kesakitannya hingga
maut menjemputnya, betapa
Sherly mengharapkan
kehadirannya di saat-saat penuh
penderitaan itu. Tetapi ia lebih
memilih untuk menganggap
Sherly sebagai orang matre tak
berperasan. Sherly telah
berkorban untuknya agar ia
tidak jatuh dalam keputusasaan
dan kehancuran.
Sungguh sangat mengharukan.

Sebuah Cerita Sedih yang amat
sangat menyentuh hati. Semoga
kita semua dapat mengambil
hikmah dibalik Kisah Cinta Andre
dan Sherly tersebut, yang
merupakan Cerita Cinta Anak
Remaja yang Sangat
menyedihkan

Monday, December 3, 2012

Jangan Menangis Karena Putus Cinta

Posted by with No comments
Percakapan seorang Ustazah dengan wanita Yang
baru putus cinta

YANG LIKE SEMOGA DAPAT JODOH SETIA ...!!!

Ustazah ::Ukhti kamu kenapa kok selalu menetes
kan air mata ??

Jawab W::Engak Kenapa Buk saya Hanya
memikirkan seseuatu

Ustazah ::Apa itu Ukhti ceritalah sama Ibuk Insya
ALLAH kalau
ALLAH mengkehendaki Ibu akan membantu
kamu ...

Jawab W::Ngak Buk saya Hanya Memikirkan
seseorang
...
Ustazah ::Siapa Yang ukhti Pikirkan Orang Tua
Ukhti Ya ?

Jawab W::Ngak Buk ...!!!

Ustazah ::Jadi siapa Ukhti ngak Usah sungkan
sungkan Mengatakan
NYa pada saya ........

Jawab ::Begini buk saya Baru di putuskan
seseorang
Padahal saya Begitu mencintai nya Tapi saya Tak
menyangka
dia Tinggalkan diriku Begitu saja ..............
Ustazah ..Astaqfirrulla h Ukhti nyebut ukhti
betapa
sayang nya air mata ukhti yang keluarkan hanya
untuk
lelaki yang belum Halal Bagi ukhti...

Air mata itu di berikan ALLAH kepada kita Bukan
Untuk
Menangisi kepergian seseorang Yang belum Halal
Bagi kita Ukhti

Tapi Air Mata Itu di berika ALLAH
kepada ....Untuk meneteskan
Nya di saat Kita memohon pada nya .di saat kita
sadari Betapa
Banyak dosa dosa Yang Kita Buat selama Kita
HIdup dunia Fana Ini Ukhti

Bukankah Ukhti tau Jodoh Rizki Maut ALLAH Yang
menentukan nya ??
Jika Ukhti Tau Ini mengapa Lagi Ukhti
meneteskan Air mata
Karna kepergian Orang Itu ,,,

PadaHal kepergian Orang Yang melahirkan Atau
Menjaga
Kita mulai lahir ,ALLAH melarang Kita
MENeteskan AIR MATA ?
Udah ukhti mendingan Ukhti Ambin air Wuhduk
Yok kita sholat
Agar Hati ukhti Tenang

Jawab w::: makasih buk dengan kata Kata Ibuk
Hati ini
Mulai Menyadari ,,Apa Artinya Hidup ini Makasih
Ibu

Ustazah ::Jangan Berterima kasih sama saya Ukhti
Tapi
Beterima kasihlah pada ALLAH TA'ALA karna
dialah mengirikan
saya kedunia ini ...........Yok Ukhti kita sholat dulu
Dengan Hati Yang senang wanita itupun Bergegas
mengambil
Air wuhduk nya dan sholat Bersama Ustazah
itu ....
selesai sholat Dan ustazah itu pun Membirikan
Arahan demi Arahan
Pada wanita Tersebut ..Akhirnya wanita Itu Tak
mengingat Laki laki
Yang meninggalkan nya Itu

Sebuah Nama

Posted by with No comments
Untukmu sekian lama telah ku nanti
Sekian waktu telah berlalu
Engkau hadir singah dalam hatiku

Berapa lama aku mencarimu
Hingga waktu tak terhitung lagi didetaknya nadi jantungku

Namamu sungguh harum

Melekat indah di sanubari
Yang kian melambungkan rasa rinduku
Dan mengugah jiwa untuk menemuimu

Langkah kaki ini kian mengerti
Di saat semangat engkau sulut kan kembali
Dari bara rindu dan senyummu
Yang terus melambung dalam hayalku

Engkau gadisku
Jangan pergi lagi
Aku tak mau merana terus sendiri

Mencari sekeping namamu
Yang sama dalam hatiku
Kesetiaan ini sangat berarti untuk hidupku
Bahwa aku tiada mau menerima cinta dan nama yang lain
Selain dari hatimu

Penangguh Hati

Posted by with No comments
pernah ku tawarkan isi hatiku
tuk kau miliki
tuk kau kasihi
tuk kau cintai
pernah jua ku meminta mu
menjadi pendamping hati
tapi apa balas mu
tak sama dengan apa yang tertuah dalam mimpi ku

lambat laun jiwa mu berlalu
seiring langkah tak pernah ku jumpai rupamu
mencari tapi tak menentu
mencari tapi ternyata telah menghilang sosok mu

aku kehilangan penangguh hati
luruh seluruh nadi
mengingat mu aku menjadi lirih
membayangkan mu aku tak kuasa bersedih

kini dimana kamu yang dulu ku cinta ?
mengapa pergi setelah ku ungkap isi hati ini
haruskah seperti itu cara mu membalas tulusku
aku merindukan mu
tanpa memilikimu pun aku takkan kecewa
asal kau tak pergi dengan percuma
asal kau tak pergi
atau menjauh seperti ini

Sekian Lama Kita Bersama

Posted by with No comments
kadang aku berpikir tuk meninggalkan mu
kadang aku ingin mengingkari semua janji antara kau dan aku
karna jika tetap bersama mu rasa nya aku sakit
jika tetap berjanji setia pada mu aku selalu merasa kecewa

entah apa yang kurasa
karna sebenar nya tak terjalin hubungan apapun antara kita
entah apa yang kau pikirkan
karna kau anggap ku hanya sebatas teman

sekian lama kita bersama
apa kau tak pernah merasa
apa kau tak melihat gerik yang ku cipta
bahwasanya aku suka
aku cinta padamu

tapi kau tak anggap ku ada
selalu berkata hanya sebatas teman

lalu dengan lapang kau bercerita
tentang si dia
orang yang kau cinta
padaku kau bersenada
betapa ingin kau mendapatkan nya

setelah kau bahagia bersama dengan nya
kau lupa
padaku yang selalu ada untukmu di kala suka maupun duka

setelah dia bohongi dia pun pergi
setelah kau di khianati kau kembali
padaku untuk di kasihani
meminta untuk di temani

tapi aku enggan
aku tak ingin lagi
menjadi pelampiasan mu semata
karna ini bukan untuk kali yang pertama
dan berulang kali kau berbuat hal yang sama

Tuesday, November 6, 2012

Nikahi Aku, Bukan Pacari Aku

Posted by with No comments

Cowok: “Aku mencintaimu,
sungguh-sungguh jatuh cinta
kepadamu.”
Cewek: “Kalau kau memang
mencintaiku, kenapa kau
mengajakku pacaran?”
Cowok: “Hah, Bukankah karena aku
mencintaimu maka karena itulah aku
ingin menjadikanmu pacarku?”
Cewek: “Aku tahu. Aku bukan orang
bodoh. Jika kau mencintaiku, kenapa
menginginkanku melakukan hal yang
tak berguna untuk hidupku?”
Cowok: “Hal yang tidak berguna,
bukankah pacaran merupakan satu
jalan untuk mencapai kesaling-
mengen alan antara aku dan kau?”
Cewek: “Aku tidak sependapat
denganmu. Maafkan aku.”
Cowok: “Tidak apa-apa.”
Cewek: “Apa kau masih ingin
menjadikanku pacarmu?”
Cowok: “Iya. aku tidak akan
menyerah.”
Cewek: “Kalau begitu, sampai
kapanpun aku tidak akan mau
menerimamu. Karena kau hanya
ingin menjadikanku lampiasan
nafsumu.”
Cowok: “Tapi aku mencintaimu.”
Cewek: “Tidak, aku tidak percaya kau
mencintaiku. Kita sudah dewasa,
sudah bisa membedakan mana yang
baik dan tidak. Aku tidak ingin
menghabiskan sisa hidupku dengan
sia-sia. Hidup ini serius dan pasti
akan ada pertanggungjawa
bannya.”
Cowok: “Akan aku buktikan
kepadamu. Aku serius.”
Cewek: “Akan kau buktikan dengan
apa. Dengan menungguku sampai
aku mau? Ah basi. Banyak orang
melakukannya begitu, dan banyak
pula perempuan yang berhasil
dibodohi. Sayangnya aku tidak sama
dengan kebanyakan perempuan lain.
Kau tidak akan berhasil.”
Cowok: “Lalu dengan apa aku
membuktikannya? ”
Cewek: “Serius kau ingin
membuktikannya? ”
Cowok: “Iya.”
Cewek: “Datanglah kepada kedua
orangtuaku dan minta ijinlah kepada
mereka untuk menikahiku. Bukan
memacariku. Sanggup?”
Cowok: “Baiklah. Aku sanggup.”